08 September 2009

Milan sempat terpikir Spaletti

Milan - Leonardo adalah pelatih AC Milan musim ini. Tapi wakil presiden Milan, Adriano Galliani, mengaku sempat terpikir untuk memakai jasa Luciano Spalletti untuk menukangi Rossoneri sepeninggal Carlo Ancelotti.
Ancelotti yang sudah delapan tahun duduk di kursi kepelatihan Milan akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya akhir musim lalu. Bagi Milan, Ancelotti adalah sosok pelatih hebat karena mampu membawa Il Diavolo Rosso dua kali menjadi raja Eropa (2003 dan 2007) serta sekali menguasai Italia (2003).
Ketika Ancelotti hijrah ke Chelsea, nama Spalletti yang saat itu masih menukangi AS Roma menjadi kandidat kuat pengisi jabatan lowong tersebut. Wajar jika manajemen Milan tertarik mengontrak Spaletti, meski tak pernah membawa Roma jadi juara sejak berada di sana tahun 2005, namun Il Lupi disulapnya jadi tim yang aktraktif dan tetap menjadi salah satu raksasa sepakbola Italia di tengah krisis ekonomi yang mendera.
Namun demikian, pada akhirnya Milan menunjuk Leonardo yang saat itu menjabat direktur teknik untuk jadi suksesor Ancelotti. Meski harus diakui secara pengalaman, Spalletti berada jauh di atas Leonardo. "Saya tetap menganggap dia (Spalletti) sebagai pelatih yang hebat karena membuat Roma bermain bagus beberapa tahun belakangan ini.
Tapi saat ini kami punya Leonardo," ucap Galliani setengah memuji Spalletti kepada forzaroma.info yang dilansir Goal. Mungkin apa yang terlontar dari mulut Galliani itu hanya sekedar pujian belaka.
Namun, tak menutup kemungkinan bisa saja Spalletti yang kini tengah menganggur akan menggantikan Leonardo di waktu mendatang. Apalagi perfoma 'Tim Merah Hitam' selama ditukangi Leonardo itu bisa dibilang masih mengecewakan musim ini. Berhati-hatilah, Leonardo !

Milan bisa raih Scudetto dan Liga Champion

Milan - Mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi, optimistis Milan bisa meraih scudetto dan trofi Liga Champions. Ia percaya Leonardo akan mengembalikan kejayaan "I Rossoneri". "Saya pikir perebutan scudetto melibatkan tiga klub (Juventus, Milan, dan Inter Milan).
Milan dapat sebaik Inter dan Juventus. Saya tidak berpikir Roma memiliki kesempatan," kata Sacchi kepada Milannews.it. Di bawah kepelatihan Leonardo, Milan belum bangkit dari keterpurukan. Saat berlaga di pra musim, "tim Merah Hitam" ini tampil buruk.
Dari sembilan laga yang dilakoninya, Milan harus rela dihajar lawannya sebanyak lima kali. Sisanya, Milan hanya menang dan seri dua kali. Hal itulah yang membuat publik San Siro sangsi dengan Leonardo. Leonardo pernah mendapat angin segar ketika Milan tampil di "giornatta" 1 Serie-A. Saat itu Milan mampu menang 2-1 di markas AC Siena.
Hasil ini membuat Leonardo banjir pujian. Namun, pujian tersebut tak bertahan lama. Pasalnya, di pekan selanjutnya Milan harus menerima kekalahan telak dari rival sekotanya, Inter. Dalam derby Della Madonnina itu, Milan dibantai 0-4.
Ini kekalahan terburuk Milan dalam laga derby sejak musim 1973-74 saat mereka dipaksa menyerah 1-5 di tangan "si Biru Hitam". Hasil buruk ini, kembali menuai keraguan di berbagai kalangan. Sementara itu, dalam perebutan gelar scudetto, Milan dan Inter sama-sama meraih 17 gelar. Namun, "I Nerazzurri" lebih baik ketimbang Milan.
Pasalnya, Inter bisa mempertahankan gelar bergengsi itu sebanyak empak kali berturut-turut. Sedangkan Milan, terakhir kali meraih scudetto pada 2003-04. Juventus menjadi klub yang paling banyak menggondol scudetto di antara dua klub itu. "si Nyonya Tua" tampil sebagai jawara Serie-A sebanyak 27 kali.

Mancini gantikan Leonardo?

Milan - Leonardo tersingkir dari kursi pelatih Milan dalam waktu dekat? Tidak ada yang bisa memastikannya, namun rumor tersebut meramaikan gegap gempita Serie A Italia musim ini.
Buruknya performa Milan, mulai dari pra-musim hingga dipermalukan Inter 4-0, menjadi salah satu indikasi pihak klub mulai mempertimbangkan ulang memberi kepercayaan kepada Leonardo. Walau belum mendapat klarifikasi, atau konfirmasi, rumor lain muncul.
Kabarnya, Roberto Mancini masuk dalam favorit sebagai pengganti Leonardo kelak. Isu ini mendapat tanggapan dari agen Mancini, Giogio de Giogis. Menurutnya Mancini siap jika dipercaya menjadi pelatih lagi. "Ada kabar Mancini akan menjadi pelatih Milan berikutnya? Saya menjawab bahwa Roberto siap bekerja di Serie A, seperti halnya pelatih lain di dunia," ungkap De Giogis kepada Odeon TV.
Namun demikian, De Giogis tidak bersedia mengklarifikasi kebenaran rumor jika kliennya akan menjadi pengganti Leonardo. "Hal semacam ini diinterpretasikan lewat ramalan. Milan? Saya tak bisa berkomentar. Saya tak tahu apa pun dan saya tak pernah mendengar hal itu. Tanya saja pada Roberto," tandasnya.

04 September 2009

Milan dituntut segera bangkit


Milan - Kekalahan telak atas Inter Milan akan sulit dilupakan seluruh punggawa AC Milan. Tapi demi menjaga persaingan dengan seteru-seteru beratnya, Rossoneri harus bangkit secepat mungkin.
Menjalani Derby Della Madoninna dengan bertindak sebagai tuan rumah, Milan justru dibuat tak berdaya dan dipaksa menelan kekalahan 0-4. Setelah hasil baik di pekan perdana, kekalahan tersebut membuat anak asuh Leonardo dianggap belum bermampu untuk bertarung menjadi Scudetto.
Musim kompetisi yang masih panjang seharusnya bisa dimanfaatkan Milan untuk memperbaiki skuadnya demi memangkas ketertinggalan dibanding Inter. Rossoneri masih punya peluang untuk tetap jadi pesaiang asal mereka bisa cepat bangkit dan kembali meraih kemenangan demi kemenangan. "Sulit untuk melupakan kekalahan sebesar itu dalam laga derby.
Tapi tim ini sangat kuat. Kami akan membicarakan soal pertandingan itu dan menganalisa kesalahan yang kami lakukan, setelah persiapan panjang yang kami lakukan untuk pertandingan ini," ungkap Thiago Silva di Goal.
Dilanjutkan bek internasional Brasil itu, salah satu kunci Milan untuk bisa bangkit dari hasil buruk tersebut adalah dengan tidak panik. Bersikap tenang adalah cara terbaik yang bisa dilakukan. "Semua orang tahu kalau dalam situasi seperti ini Anda harus bersikap tenang. Sekarang kami masih harus bekerja keras terkait masalah taktik, tapi Leonardo adalah pelatih yang bagus, pungkas bek tengah itu.

Lupakan kekalahan, tatap masa depan

Milan - Kubu AC Milan masih terguncang meratapi kekalahan telak 0-4 dari Inter Milan pada derby Milano akhir pekan lalu. Namun bek muda Rossoneri Thiago Silva mengingatkan rekan-rekannya untuk segera melupakan kejadian tersebu dan fokus menatap laga di depan.
Setelah menandai laga perdana Serie A dengan kemenangan 2-1 atas Siena, Milan melakoni derby Della Madonnina dengan optimisme tinggi. Namun insiden penalti dan kartu merah yang diterima kapten tim Gennaro Gattuso kontan menjatuhkan mental bermain anak asuh Leonardo Araujo.
Tak pelak, para punggawa Milan yang mayoritas dihuni pemain muda ini harus menerima gawang mereka diberondong empat gol oleh, Thiago Motta, Diego Milito, Douglas Maicon dan Dejan Stankovic. Menyikapi kekalahan memalukan ini, tentu Silva dan seluruh awak Il Diavolo kecewa.
Namun, tandem Alessandro Nesta di jantung pertahanan ini meminta rekan-rekannya untuk tidak larut dalam kesedihan. Bek asal Brasil ini berharap timnnya bisa segera bangkit saat menghadapi klub promosi Livorno, sepekan setelah laga internasional yang akan digelar akhir pekan ini. "Sulit bagi kami semua mencerna kekalahan terutama di partai derby.
Namun tim ini cukup kuat," papar Silva melalui situs resmi klub sebagaimana dilansir Goal, Rabu (2/9/2009). "Kami akan melakukan analisis mengenai kesalahan yang kami lakukan di atas lapangan, sebab kami telah bekerja keras selama sepekan untuk mempesiapkan pertandingan ini (derby-red)," tambahnya. "Sebelum kebobolan, kami bermain cukup bagus.
Namun setelah gol dan kartu merah, kami tak bisa bersikap tenang. Kami gugup hingga akhirnya tak bisa mengendalikan situasi," imbuh bek 24 tahun ini. "Setiap orang tahu, dalam situasi seperti itu, Anda harus bisa bersikap tenang.
Untuk itu, mulai sekarang kami harus melupakan kekalahan tersebut dan bekerja keras, terutama dari segi taktik permainan. Namun, sejauh ini saya menilai pelatih (Leonardo-red) telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik," tutup bek yang diboyong dari Fluminense itu.

Ditumbangkan Inter, Galliani tatap Liga Champion

Milan - Dipermalukan Inter Milan empat gol tanpa balas tidak membuat Adriano Galliani terpuruk. Wakil presiden AC Milan itu justru mengimbau klubnya untuk fokus pada perhelatan Liga Champions.
Ya, Rossoneri dibabat habis oleh Nerazzurri pada Derby della Madonnina akhir pekan lalu. Skuad asuhan Leonardo seolah tak berkutik menghadapi anak-anak asuh Jose Mourinho. Bergantian, Thiago Motta, Diego Milito, Maicon, dan Dejan Stankovic membobol gawang Marco Storari.
Kendati menuai hasil negatif, namun Galliani menolak terpuruk. Pria berkepala plontos itu tetap yakin, Rossoneri belum mati. Galliani berkeras, Milan masih memiliki taji di pentas sepakbola Eropa. Apalagi, menurutnya, Liga Champions merupakan tempat yang pantas bagi klub sekelas Milan. "Kami bermain bagus pada setengah jam pertama.
Kemudian, kami kebobolan gol dan selebihnya terjadi," cetus Galliani kepada Milan Channel, Rabu (2/9/2009). "Banyak hal terjadi, tapi hidup terus berjalan dan kami memiliki tim bagus, Milan belum mati. Setelah ini, kami akan kembali ke tempat kami di Liga Champions," tegasnya. Lebih lanjut, Galliani pun segera membela kinerja Leonardo yang belum menunjukkan perkembangan berarti sejak masa pra-musim lalu.
"Leonardo cukup tenang. Bahkan, (mantan arsitek Milan, Arrigo) Sacchi saja kalah pada pertandingan pertama di kandang," bela Galliani. Dengan raihan nilai 3, Il Diavolo kini menduduki peringkat 11 klasemen sementara Serie A. Ronaldinho dkk tentunya berharap bisa memperbaiki perolehan nilai ketika bertandang ke Livorno, 13 September mendatang.

Kalac gabung klub Yunani

Milan - Kiper asal Australia yang baru dilepas AC Milan musim panas ini, Zeljko Kalac, akan berlaga di liga utama Yunani bersama Kavala.
Tim promosi tersebut juga sudah mendapatkan tanda tangan kiper Charles Itandje dari Liverpool dan kini mendapatkan Kalac sebagai kiper pelapis dengan ikatan kontrak dua tahun.
Kepastian ini menambah warna karir kiper berusia 37 tahun itu. Di timnas Australia, Kalac belum menyatakan pensiun karena siap kembali ke Socceroo setiap saat jika Mark Schwarzer terpaksa absen dari tugas internasional.
Penampilan terakhir Kalac untuk timnas Australia terjadi saat melawan Kroasia pada Piala Dunia Jerman 2006, yang berakhir 2-2.